BANDA ACEH – Badan Pengelola Migas Aceh (BPMA) dan PT Medco E&P Malaka yang bergerak di bidang pengeboran minyak dan gas (Migas) menggelar Bimtek ke Medan Sumatera Utara sejak Kamis (1/12) kemarin.
Bimtek yang diadakan diluar Aceh itu menuai kecaman dari elemen sipil yang ada di provinsi Aceh. LSM Forum Masyarakat Aceh Transparansi (ForMAT) menilai kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan migas dan BPMA ke Sumatera Utara diduga hanya ingin berfoya-foya hasil keuntungan diakhir tahun.
“Memang itu hak mereka, namun ironisnya kenapa harus ke Sumatera Utara, jika ada niat ingin membangkitkan perekonomian Aceh bisa saja mereka berbelanja di Aceh, hitung-hitung perputaran uang juga bisa beredar ditempat kita,” sebut ketua Bidang Advokasi dan Investigasi ForMAT Khairul Rizal, Sabtu (3/12/2022).
Menut Rizal pihaknya sangat mendukung jika PT Medco mengajak sejumlah para pekerja media (jurnalis), maupun pelaku UMKM dan unsur masyarakat lain untuk diedukasi dan diberikan pemahaman seperti Bimtek, namun menurutnya, alangkah baiknya dilakukan di dalam provinsi Aceh, tempat perusahaan mengeruk hasil bumi seperti gas, agar ekonomi pelaku usaha di Aceh juga bangkit.
“Mereka mengeruk hasil buminya di Aceh, kan aneh kalau harus berfoya-foya ke Sumatera Utara, setidaknya dengan kegiatan eksplorasi yang dilakukan selama ini di Bumi Aceh dapat juga menyebar berkah kepelaku usaha yang ada di Aceh, jika setiap kegiatan itu digelar di Aceh, tambahnya.
ForMAT turut mengajak PT Medco agar jangan alergi untuk menabur keuntungan rezeki di bumi Aceh. Rizal juga menambah, selama ini seperti di Aceh Timur putra daerah diketahui sangat susah untuk untuk mencukupi persyaratan agar bisa bekerja di perusahaan itu.
Belum lagi keluhan warga lingkar tambang yang sering terganggu dengan bau tak yang diduga berasal dari perusahaan itu.
BPMA dan PT Medco Energi sambung Rizal, harus mendukung kemajuan ekonomi di Aceh, dan efek keberadaanya juga diharapkan dapat memberikan kesejahteraan bagi warga sekitar.
“Apalagi perusahan ini diketahui mendapatkan keuntungan yang sangt besar pada tahun ini, namun jika ingin ‘memfoya-foyakan’ keuntungannya saya rasa lebih bagus di Aceh, bukan menghamburkan ke Medan,” harapnya.
Mengutip laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Medco Energi (Medco) meraih pendapatan USD 1,80 miliar atau sekitar Rp 27,89 triliun (asumsi kurs Rp 15.428 per dolar AS) hingga akhir kuartal III 2022. Pendapatan melonjak 89,13 persen dari periode sama tahun sebelumnya USD 955,92 juta.
Rincian pendapatan itu berasal dari pendapatan dari kontrak dengan pelanggan sebesar USD 1,77 miliar hingga September 2022, tumbuh 91,72 persen dari periode sama tahun sebelumnya USD 926,62 juta. Selanjutnya dari pendapatan keuangan sebesar USD 31,17 juta hingga September 2022, atau naik 6,41 persen dari periode sama tahun sebelumnya USD 29,29 juta.
Beban pokok pendapatan dan biaya langsung lainnya tercatat USD 902,96 juta hingga akhir September 2022, atau naik 55,65 persen dari periode sama tahun sebelumnya USD 580,11 juta. Dengan demikian, laba kotor tercatat USD 904,81 juta hingga akhir kuartal III 2022. Laba kotor bertambah 140,76 persen jika dibandingkan periode sama tahun sebelumnya USD 375,80 juta.
Perseroan mencatat laba periode berjalan USD 417,88 juta atau Rp 6,4 triliun hingga September 2022, atau naik 494,4 persen hingga akhir kuartal III 2022 dari periode sama tahun sebelumnya USD 70,30 juta.
Untuk laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik 614,3 persen dari USD 56,12 juta atau sekitar Rp 865,5 miliar hingga kuartal III 2021 menjadi USD 400,92 juta atau Rp 6,18 triliun hingga akhir kuartal III 2022.
Dengan demikian, laba per saham dilusi yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar USD 0,01605 hingga akhir September 2022 dari periode sama tahun sebelumnya USD 0,00224.
Perseroan membukukan total ekuitas USD 1,64 miliar hingga September 2022 dari Desember 2021 sebesar USD 1,22 miliar. Total liabilitas naik menjadi USD 5,23 miliar hingga September 2022 dari periode Desember 2021 USD 4,45 miliar. Total aset perseroan naik menjadi USD 6,87 miliar hingga akhir kuartal III 2022 dari Desember 2021 sebesar USD 5,68 miliar.
“Perseroan kantongi kas dan setara kas USD 526,69 juta hingga September 2022 dari periode Desember 2021 sebesar USD 480,98 juta,” sambung Rizal mengutip liputan6.com.
Untuk itu FoRMAT sangat berharap agar agar aktivitas perusahaan yang dilaksanakan dapat berbagi di Aceh, agar ekonomi daerah bangkit dan rakyat di lingkar tambang juga bisa sejahtera.
“Walaupun para pekerjanya banyak yang dari luar Aceh minimal percikan rezeki PT Medco dari hasil ekplorasi di bumi Aceh dapat dirasakan dalam bentuk lainnya, seperti berbelanja barang dan jasa, agar perekonomian masyarakat dan pengusaha di Aceh juga kebagian rezeki dari hasil bumi yang sedang disedot itu,” harapnya. (Adam)